Pendahuluan: Migrasi Website Bukan Sekadar Urusan IT
Apakah migrasi website hanya sekadar memindahkan data dan memperbarui tampilan? Jika Anda berpikir demikian, bisnis Anda berisiko kehilangan traffic, pelanggan, bahkan pendapatan.
Sebagian besar perusahaan masih menganggap migrasi website sebagai proyek teknis yang hanya melibatkan tim IT. Padahal, kenyataannya jauh lebih kompleks. Migrasi website dapat berdampak langsung pada peringkat SEO, pengalaman pelanggan, dan efektivitas strategi pemasaran digital. Jika tidak direncanakan dengan matang bersama tim marketing dan sales, migrasi dapat menyebabkan penurunan traffic hingga 70%, kehilangan prospek, dan gangguan pada kampanye digital yang sedang berjalan.
Jadi, mengapa tim marketing dan sales harus dilibatkan dalam setiap tahap migrasi website? Artikel ini akan membongkar sudut pandang yang jarang dibahas, berdasarkan data dan kasus nyata.
Dampak Migrasi Website terhadap Strategi Marketing dan Sales
2.1. Risiko yang Sering Diabaikan dalam Migrasi Website
Migrasi website yang buruk bukan hanya masalah teknis—ini adalah ancaman bisnis yang dapat menghancurkan visibilitas digital dan konversi pelanggan.
Sebagai contoh, perubahan struktur URL tanpa pengalihan yang tepat (301 redirects) dapat menyebabkan hilangnya hingga 80% traffic organik dalam waktu singkat. Menurut penelitian dari Moz, peringkat SEO bisa turun drastis jika halaman lama yang sudah memiliki otoritas tinggi tidak di-redirect dengan benar ke halaman baru.
Selain itu, ada risiko lain yang sering diabaikan, seperti:
- Branding yang tidak konsisten: Jika perubahan tampilan dan konten website tidak selaras dengan strategi pemasaran, pelanggan bisa bingung atau kehilangan kepercayaan terhadap brand.
- Gangguan pada strategi pemasaran: Iklan PPC, email marketing, dan strategi retargeting bisa menjadi kurang efektif jika URL halaman arahan berubah tanpa perencanaan yang matang.
- Pengalaman pengguna yang terganggu: Perubahan navigasi, desain, atau kecepatan loading yang tidak diperhitungkan dapat meningkatkan bounce rate hingga 90%, mengurangi peluang konversi.
2.2. Peluang yang Bisa Dimanfaatkan dalam Proses Migrasi
Sebaliknya, jika dikelola dengan benar, migrasi website justru bisa menjadi peluang besar bagi bisnis Anda.
- Meningkatkan UX (User Experience): Migrasi adalah momen ideal untuk memperbaiki kecepatan loading, struktur navigasi, dan desain yang lebih ramah pengguna.
- Optimasi SEO dan strategi konten: Dengan melakukan audit konten dan kata kunci sebelum migrasi, bisnis dapat memastikan bahwa semua halaman yang memiliki traffic tinggi tetap terjaga.
- Rebranding yang lebih kuat: Jika website mengalami perubahan besar, ini adalah kesempatan untuk menyelaraskan branding dengan strategi pemasaran terbaru, meningkatkan daya tarik bagi pelanggan baru.
Mengapa Tim Marketing Harus Terlibat Sejak Awal?
3.1. SEO dan Keberlanjutan Traffic Organik
Perubahan teknis dalam migrasi website bisa menghancurkan strategi SEO bertahun-tahun jika tidak dikelola dengan benar oleh tim marketing.
Sebuah studi dari SEMrush menunjukkan bahwa bisnis yang mengabaikan strategi SEO saat migrasi mengalami penurunan traffic organik sebesar 50-70% dalam tiga bulan pertama. Tanpa perencanaan yang matang, semua kerja keras dalam membangun peringkat organik di Google bisa hilang dalam sekejap.
Tim marketing harus memastikan bahwa:
- Semua pengalihan URL (301 redirects) sudah dilakukan dengan benar untuk menghindari halaman 404.
- Meta tags, heading, dan struktur konten tetap dioptimalkan untuk pencarian.
- Tidak ada halaman penting yang terhapus tanpa strategi pengalihan yang sesuai.
3.2. Menjaga Konsistensi Branding dan Pesan Pemasaran
Website bukan hanya tampilan visual, tetapi juga bagian dari komunikasi brand. Jika tampilan dan isi website berubah secara drastis tanpa memperhatikan tone dan voice yang sudah dikenal pelanggan, bisnis bisa kehilangan identitasnya.
Tim marketing harus memastikan bahwa:
- Desain dan tone of voice tetap sesuai dengan strategi branding.
- Elemen visual yang sudah dikenal pelanggan tidak dihilangkan begitu saja.
- Semua perubahan disosialisasikan melalui email marketing, media sosial, atau kampanye khusus untuk menjaga engagement.
3.3. Integrasi dengan Kampanye Pemasaran
Migrasi website tanpa koordinasi dengan tim marketing bisa merusak efektivitas kampanye digital yang sedang berjalan.
Misalnya, jika URL halaman arahan dalam iklan Facebook atau Google Ads berubah tanpa pengalihan yang benar, bisnis bisa kehilangan ribuan klik berbayar. Selain itu, strategi retargeting juga bisa terganggu jika cookie tracking tidak dikonfigurasi ulang setelah migrasi.
Tim marketing harus melakukan:
- Audit menyeluruh terhadap semua link kampanye sebelum dan sesudah migrasi.
- Pengujian (A/B testing) untuk halaman baru guna memastikan konversi tetap optimal.
- Koordinasi dengan tim sales untuk memahami dampak migrasi pada customer journey.
Bagaimana Tim Sales Bisa Mencegah Kehilangan Pelanggan?
4.1. Memastikan Pengalaman Pelanggan Tetap Konsisten
Migrasi website tanpa koordinasi dengan tim sales bisa menciptakan pengalaman yang membingungkan bagi pelanggan.
Misalnya, jika pelanggan yang sudah terbiasa dengan tata letak website lama tiba-tiba menemui interface yang berubah total, mereka bisa kesulitan menemukan produk atau layanan yang mereka cari.
Solusinya?
- Tim sales harus terlibat dalam pengujian website sebelum peluncuran untuk memberikan feedback dari perspektif pelanggan.
- Semua perubahan besar harus dikomunikasikan kepada pelanggan melalui email atau update di media sosial.
4.2. Memanfaatkan Data dari Tim Sales untuk Meningkatkan UX
Tim sales memiliki wawasan berharga tentang kebutuhan pelanggan yang bisa membantu tim IT dan marketing dalam merancang website baru.
Misalnya, jika banyak pelanggan mengeluhkan kesulitan dalam proses checkout, tim sales bisa memberikan masukan untuk memperbaiki alur tersebut saat migrasi.
Strategi kolaborasi yang efektif:
- Tim sales dan marketing bisa bekerja sama untuk menganalisis data dari CRM guna memahami titik-titik friksi dalam customer journey.
- Survei pelanggan sebelum migrasi dapat memberikan insight tentang fitur atau navigasi yang perlu diperbaiki.
Kesimpulan: Migrasi Website Adalah Proyek Bisnis, Bukan Hanya Proyek IT
Kesalahan terbesar dalam migrasi website adalah menganggapnya sebagai tugas teknis semata.
Jika tim marketing dan sales tidak dilibatkan, bisnis bisa kehilangan visibilitas digital, kehilangan pelanggan, dan merusak pengalaman pengguna. Sebaliknya, dengan strategi yang terkoordinasi, migrasi website bisa menjadi peluang besar untuk meningkatkan SEO, memperkuat branding, dan mengoptimalkan konversi.
Jadi, sebelum Anda melakukan migrasi website, tanyakan pada diri sendiri:
- Apakah tim marketing sudah memastikan SEO tetap optimal?
- Apakah tim sales sudah mengantisipasi dampak terhadap pengalaman pelanggan?
- Apakah seluruh strategi bisnis sudah selaras dengan perubahan website?
Jika jawabannya belum, mungkin inilah saatnya membuka diskusi lintas tim dan merancang migrasi yang benar-benar sukses.